Rabu, 31 Maret 2021

KNG (Komunitas Notaris Goweser) Peduli Berbagi 1000 Lebih Paket Beras

KNG (Komunitas Notaris Goweser) Peduli Berbagi 1000 Lebih Paket Beras di Beberapa Titik, diantaranya; Samarinda (Kalimantan Timur), Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pada hari Sabtu, 03 Maret 2021, secara serentak pada pukul 06.30 waktu masing-masing wilayah.

Semoga paket yang dibagikan, sedikitnya dapat meringkankan beban bagi masyarakat yang membutuhkan.
Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV
(Insya Allah, untuk DKI Jakarta akan disiarkan secara langsung/Livestreaming) oleh GrosseTV/MGD....








Minggu, 28 Maret 2021

Nobar Musyawarah Nasional IKA FH Undip Ke-2 di OH Centre

Grosse, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Ikatan Alumni Kenotariatan (Ikanot) Universitas Diponegoro (Undip), Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MH, menggelar Nonton Bareng (Nobar) acara Ikatan Alumni Fakultas Hukum (IKAFH) Undip, sekaligus melakukan pemilihan formatur kepengurusan dengan cara virtual (digital) atau elektronik. Nobar tersebut digelar di OH Centre dikawasan Pringgondani, Cilandak, Jakarta Selatan.


Selaku tuan rumah, Ketum Ikanot Undip terlihat sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam acara Nobar, baik dari peralatan Nobar sampai sajian aneka makanan berat dan ringan. Berdasarkan pengamatan Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV yang hadir sejak awal persiapan hingga akhir acara, Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MH, yang akrab disapa Mbak Otty (HCU) tengah mengatur lokasi Nobar dibantu oleh beberapa staffnya.
Berdasarkan informasi, kegiatan munas yang dilakukan secara Daring dan Luring akan dimulai pada pukul 09.00 WIB. "Disini, kita tidak banyak yang hadir, karena kan tidak boleh ada kerumunan. Ya harus mematuhi protokol kesehatan (prokes), selain harus pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, kita juga membatasi jumlah yang hadir," ungkap OHC saat ditanya MGD/GrosseTV sambil mengatur lokasi Nobar.
Sekitar jam dinding menunjukan pukul 08.15 WIB, terlihat beberapa alumni Undip yang juga menjabat sebagai Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dari beberapa daerah di kawasan Jabodetabek, terlihat mulai berdatangan, termasuk juga Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) periode 2015 - 2018, DR. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum didampingi istrinya.
Tepat pukul 09.00 WIB, acara Munas Ke-2 IKAFH Undip pun dimulai, para peserta yang berada di OH Centre, menyaksikan secara daring. Menurut salah satu peserta, bahwa nanti akan ada pemilihan calon formatur, dan formatur yang akan melakukan pemilihan siapa yang akan menjadi Ketum IKA FH Undip untuk periode 2021 - 2024. "Makanya, kita disini selain Nobar, kita juga nanti akan mencoblos siapa yang diharapkan menjadi formatur tersebut, tapi kita milihnya secara digital (virtual)," tukas Nadrah Izahari, SH, MKn.
Kegiatan Nobar Munas ke 2 IKA FH Undip di OH Centre terlihat sangat meriah, pasalnya mereka tampak sangat akrab, kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat kental terlihat. Bahkan gelak tawa dan canda kerap terjadi, seakan-akan melupakan segala kepenatan dari pekerjaannya masing-masing. Bahkan tuan rumah OHC menyuguhkan organ tunggal yang siap menghibur para peserta, sehingga suasana semakin semarak. Yaitu dengan menghadirkan penyanyi Ibukota, Nia Daniati, yang membawakan beberapa lantunan lagu, suasana pun semakin semarak dan semakin meriah. Hal itu berlangsung disela-sela berlangsungnya Munas, saat panitia menyampaikan waktu score dan menunggu para peserta se-Indonesia dalam memberikan hak suaranya.
Saat perhitungan, selesai, suasana OH Centre agak hening sejenak, guna melihat hasil pemilihan dan siapa saja yang masuk sebagai formatur. Sontak menjadi riuh kembali, tatkala sosok yang diusung masuk sebagai salah satu formatur, yaitu Laksamana Joko, sebagai salah satu Dewan Formatur. Semoga formatur terpilih dapat mengemban amanat dari anggota, dan dapat memilih Ketum IKA FH Undip dengan bijak. Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV.

Kamis, 25 Maret 2021

Pengda Kota Tangerang Sehati Gelar Up-Grading Kali Kedua

 

Grosse, Tangerang – Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kota Tangerang Sehati, kali kedua dimasa Pandemi Covid-19 menggelar Up-Grading, dan kali ini mengangkat tema Pembahasan Badan Hukum PT Sesuai UU Cipta Kerja dan PP No.8 Tahun 2021, dengan menghadirkan pemateri, Aulia Taufani, SH, yang diselenggarakan pada hari Kamis 25 Maret 2021 di Menara Topfood, Kota Tangerang.

Hadir pada Up-Grading tersebut Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) INI Banten, Rustianah, SH, MKn. Ketua Pengwil Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Banten, Periasman Effendi, SH, SpN, MHum. Ketua Pengda INI Kota Tangerang, Asep Syarifuddin, SH, SpN, MH, dan Ketua Pengda IPPAT Kota Tangerang, Babby Damayanti, SH, MKn. Sedangkan peserta up-grading, menurut informasi yang diperoleh Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV, berjumlah lebih dari 300 peserta. “Awalnya, kami menyelenggarakan up-grading ini secara offline (luring), namun karena antusias anggota dan Anggota Luar Biasa (ALB) sangat banyak, makanya kami adakan juga secara daring (via zoom),” ungkap Dewi Andriani, SH, MKn, yang dibenarkan juga oleh Andria Salima, SH, MKn.

Berdasarkan pengamatan Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV, pelaksanaan up-grading berjalan lancar dan terbilang sukses, dimana banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan baik secara langsung maupun via zoom meeting. Up-Grading yang menghadirkan Aulia Taufani, SH, sebagai pemateri dengan didampingi oleh maderator, Harlon, SH, MKn, sedikit banyaknya memberikan pengetahuan seputar pembuatan PT Perorangan, sebagaimana diantur dalam UU Cipta Kerja dan PP No.8 Tahun 2021.

Bahkan banyak hal yang sudah seharusnya diketahui dan dipahami oleh anggota Notaris, khususnya di Kota Tangerang Sehati dan di seluruh Indonesia pada umumnya. Bahkan up-grading tersebut juga diikuti oleh Anggota Luar Biasa (ALB). Semoga apa yang disampaikan oleh pemateri, dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman baru, sehingga dalam menjalankan tugas selaku pejabat umum (Notaris) dapat berhati-hati, agar tidak menimbulkan permasalahan di masa mendatang.

Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV

Seminar Nasional Pengwil INI dan IPPAT Jawa Barat Penguatan Hak Pengelolaan Pasca Berlakunya UU Cipta Kerja

Grosse, Bandung – Pengurus Wilayah (Pengwil) Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Jawa Barat (Jabar) menggelar Seminar Nasional (Semnas) untuk pertama kalinya mengenai Penguatan Hak Pengelolaan Pasca Berlakunya Undang-Undang Hak Cipta, yang diselenggarakan pada hari Rabu 24 Maret 2021 di Pallman Hotel, Bandung. Dimana Semnas tersebut diadakan secara Luring dan Daring yang diikuti oleh sekitar 595 peserta, yaitu 295 Luring dan 300 Daring (Via Zoom).

Menurut DR. Petra Bunawan, SH, MKn, bahwa tema yang diangkat karena banyak hal yang menyangkut pekerjaan Notaris dan PPAT, sehingga diharapkan dengan mengikuti Semnas tersebut, sedikit banyaknya para peserta mendapat pengetahuan dan pemahaman terhadap hal-hal yang terkait pekerjaannya sehari-hari. “Semnas ini diharapkan dapat menjawab semua hal yang memang perlu dipahami, bukan hanya oleh para Notaris/PPAT saja, melainkan juga oleh praktisi Perbankan, Pengusaha atau Pembisnis, bahkan pejabat di BUMN dan BUMD,” ungkapnya saat diwawancarai MGD/GrosseTV usai seminar.

Hal tersebut dikarenakan, materi yang disampaikan dalam semnas banyak hal mendalam terkait dengan mengenal Hak Pengelolaan dan Hak atas Tanah diatasnya, sehingga para peserta dapat memahami secara jelas dan terang. “Semnas ini merupakan yang pertama kali diadakan di Indonesia, dan mendapat dukungan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), serta didukung pula oleh dua universitas, yaitu Unpad dan Unpar, Bandung,” tegas Ketua Panitia Pelaksana.

Hadir pada Semnas tersebut, Ketua Pengwil INI Jabar, DR. H. Irfan Uthen Ardiansyah, SH, LLM, SpN. Ketua Pengwil IPPAT Jabar, Osye Anggandari, SH. Para Ketua Pengurus Daerah (Pengda) yang ada di wilayah Banten. Hadir pula, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) INI, yang diwakili Sekretaris Umum (Sekum) PP.INI, Tri Firdaus Akbarsyah, SH, MH, secara daring. Hadir secara luring, Ketum PP.IPPAT, DR. Hapendi Harahap, SH, SpN, MH, didampingi oleh Julius Purnawan, SH, MSi, SpN, Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MH dan Firdhonal, SH.

Selain itu, hadir pula dari Kementerian ATR/BPN RI, baik secara Luring dan Daring, dimana oleh panitia diminta sebagai Keynote Speaker, Menteri ATR/BPN RI, DR. Sofyan A Djalil, SH, MA, MALD yang diwakili oleh IR. Suyus Windayana, MAPP, SC (Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah) secara daring, sedangkan DR. Andi Tenrisau, SH, MHum, (Direktur Jenderal Penataan Agraria) secara luring dengan memberikan materi mengenai “Penguatan Hak Pengelolaan Pasca UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja”.

Sebelum acara Semnas dimulai, acara diawali dengan beberapa sambutan, baik dari Ketua Panitia Pelaksana maupun Ketua Pengwil INI dan IPPAT Jabar, menariknya dimana saat menyampaikan sambutan, Ketua Pengwil INI dan IPPAT Jabar menyampaikan sambutannya secara bersamaan. Sehingga terlihat keguyuban dan keakraban antara INI dan IPPAT di Jabar. Selain itu, hal yang lebih menarik lagi, dimana saat Ketum PP.IPPAT periode 2021 – 2024, DR. Hapendi Harahap, SH, SpN, MH, menyampaikan sambutannya, karena secara terbuka beliau mengundang Julius Purnawan, SH, MSi, SpN, Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MH, dan Firdhonal, SH, untuk bersama-sama diatas panggung guna menyampaikan sepatah kata, sehingga terlihat bahwa persaingan saat pemilihan telah selesai dan kembali bersama-sama untuk memajukan organisasi.

Berdasarkan pengamatan MGD/GrosseTV sejak awal acara hingga akhir acara, Semnas berlangsung dengan lancar dan terbilang sukses, dimana antusias peserta sangat terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan pada setiap sesinya. Namun demikian, banyak hal yang perlu diperhatikan terutama dalam hal perlindungan dan kenyamanan terhadap anggota Notaris/PPAT dalam menjalankan jabatannya sehari-hari terkait dengan diberlakukannya UU Cipta Kerja. “Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara seksama, jangan sampai kita salah langkah,” tukas DR. H. Irfan Uthen Ardiansyah, SH, SpN, LLM.

Semoga bermanfaat

Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV

Antara KaeLBe dan KLB IPPAT

 *) Serba-Serbi “KaeLBe" Bersamaan dengan KLB IPPAT di Lombok, NTB



Grosse, Lombok - Kemelut di tubuh Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) berakhir dengan pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu 20 Maret 2021, yaitu dengan dilangsungkannya pemilihan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) IPPAT untuk periode 20201 - 2024. Namun, dalam pelaksanaannya berjalan dengan penuh keunikan, dimana peserta yang hadir memplesetkan istilah KLB dengan KaeLBe (Kita Liburan Bersama), bahkan tak sedikit istilah-istilah singkatan terhadap KLB pun berhamburan.

Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh salah seorang peserta dari Jakarta, saat bertemu dengan Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV di bandara. "Kita mau ke Lombok, NTB, karena mau “KaeLBe”, Kita Liburan Bersama." tukasnya diiringi dengan sorak sorai peserta lain, saat ditanya tujuan ke Lombok. Gemuruh sorak sorai tersebut sedikit mengundang perhatian pengunjung lain, namun hal tersebut tidak menyurutkan keceriaan yang terbalut dalam keguyuban dan kebersamaan walaupun berdasarkan pengamatan MGD/GrosseTV para peserta KLB tersebut dari berbagai wilayah di Indonesia.

Tak beberapa lama, petugas bandara mengumumkan bahwa pesawat menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat, sudah siap untuk ‘take off’ beberapa menit lagi, dan meminta kepada para penumpang agar segera masuk ke dalam pesawat. Rombongan pun bergegas menuju pesawat, dan sepanjang jalan menuju pesawat sesekali terdengar canda kecil dan tawa diantara mereka. Bahkan saat berada di dalam pesawat pun, suasana ceria masih terlihat, seakan-akan rombongan yang akan menuju Lombok tidak ada beban.

Menurut informasi, penerbangan dari bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju bandara Zainuddin Abdul Majid, Lombok berkisar sekitar 2 jam lebih. MGD/GrosseTV memanfaatkan waktu penerbangan untuk beristirahat, serta mengabadikan beberapa moment saat berada di udara. Setibanya di bandara internasional Bizam, sebutan untuk bandara Zainuddin Abdul Majid, terlihat para penumpang dengan tertib meninggalkan pesawat, begitu juga dengan rombongan para peserta KaeLBe.

Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari bandara menuju Hotel Kila Senggigi Beach, berdasarkan informasi dari supir travel sekitar satu setengah jam dengan kondisi jalan yang senggang tanpa hambatan alias macet. Singkatnya, setiba di hotel Kila Senggigi, para peserta bergegas menuju kamarnya masing-masing, guna beristirahat. MGD/GrosseTV tidak langsung menuju kamar, melainkan mencoba mengorek informasi, baik dari peserta yang masih berada di lobby hotel, maupun dari karyawan hotel itu sendiri.

 

Tidak Ada Demo Besar-Besaran dan Tidak Ada Acara KLB

Menurut info yang MGD/GrosseTV peroleh dari supir travel yang mengantar ke hotel dari bandara, bahwa memang benar ada demontrasi, namun jumlah pendemo tidak banyak dan dapat dihitung jari. “Ada yang demo di depan kantor bupati, tapi tidak banyak dan sebentar saja, bang,” ujarnya namun enggan namanya disebutkan. Penasaran, MGD/GrosseTV pun mencoba mencari informasi mengenai keberadaan spanduk penolakan dari masyarakat Lombok Barat terhadap rencana acara Kongres Luar Biasa (KLB) Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), hal itu menurut supir travel tidak pernah ada, dan jika ada pasti dirinya mengetahui karena pasti ada informasi dari rekan-rekan supir travel lainnya.

Belum puas bercakap-cakap dengan sang supir, kendaraan yang ditumpangi MGD/GrosseTV tiba di hotel, sehingga MGD/GrosseTV pun akhirnya turun dan menuju ke lobby hotel setelah mengambil barang bawaan dari bagasi mobil. Setelah mendapatkan kamar, MGD/GrosseTV tidak langsung menuju kamar, namun menyempatkan diri untuk duduk-duduk di kursi yang ada di lobby hotel.

“Saya mendapat informasi memang ada rencana acara KLB IPPAT di hotel Kila Senggigi ini, tapi atasan saya bilang belum pasti,” ungkap salah satu karyawan hotel kepada MGD/GrosseTV saat menawarkan diri untuk mengantar ke kamar. “Kalau acara dari Kementerian Pariwisata sih ada, dan ballroom yang akan dipakai sudah didekorasi dan ditata. Dan kalau tidak salah, ada juga acara pernikahan di sisi barat,” katanya kepada MGD/GrosseTV sambil menemani menuju kamar.

Ketika ditanya mengenai jumlah peserta dari acara Kementerian Pariwisata dan jumlah undangan pernikahan, karyawan hotel menyampaikan bahwa untuk acara Kementerian Pariwisata berjumlah sekitar 150 lebih dan undang pernikahan sekitar 500 undangan. “Itu informasi dari receptionis, tapi saya tidak pasti juga berapa jumlah sebenarnya,” tukasnya seraya menunjuk kamar tempat MGD/GrosseTV.

Tidak mendapat informasi yang memuaskan, saat tiba di hotel, akhirnya MGD/GrosseTV memutuskan untuk beristirahat. Dan keesokan harinya, MGD/GrosseTV dihubungi salah seorang peserta KaeLBe, untuk ikut jalan-jalan. Hal itu langsung MGD/GrosseTV setujui dan bergegas menuju ke lobby hotel. Ketika sampai di lobby hotel, terlihat beberapa mobil telah terparkir dan para peserta pun menaiki kendaraan tersebut. Secara beriringan kendaraan pun beranjak meninggalkan hotel, dan ternyata menuju ke salah satu tempat makan.

“Nah, rumah makan disini terkenal dengan ayam taliwangnya,” ujar salah satu peserta sambil turun dari kendaraan. Momen tersebut tidak disia-siakan MGD/GrosseTV untuk mengambil siaran langsung (Livestreaming), sambil mewawancarai beberapa peserta, diantaranya Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MHum. Suasana rumah makan yang sangat klasik dengan ornamen-ornamen jaman dahulu, menambah daya tarik tersendiri selain kelezatan masakannya.

Setelah menyantap ayam taliwang dan beberapa menu lain, rombongan meninggalkan rumah makan tersebut dan meluncur ke lokasi kedua, yaitu tempat tenun asli Lombok. Saat setiba di lokasi kedua, kembali MGD/GrosseTV mengabadikan momen tersebut dengan melakukan siaran langsung. Saat akan masuk ke dalam toko, terlihat rombongan dari Banten, diantara yang MGD/GrosseTV kenal, antara lain; Rustianah, SH. Al Faraby Angkat, SH, MKn, dan Yade, SH, MKn, serta beberapa rekan Notaris/PPAT Banten lainnya.

Usai puas berbelanja, rombongan memutuskan untuk kembali ke hotel, guna beristirahat, setelah melakukan wisata kuliner dan berbelanja di beberapa lokasi wisata yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Setiba di hotel Kila, ada sesuatu hal yang menarik perhatian MGD/GrosseTV, dimana tepat di meja receptionis tertempel kertas dengan tulisan “Kami Tidak Melayani KLB IPPAT”. Tentu saja, MGD/GrosseTV bertanya-tanya, ada apa dan kenapa pihak hotel menempel pengumuman tersebut. MGD/GrosseTV tidak berusaha mencari lebih jauh mengenai alasan pengumuman tersebut.

Setelah membersihkan diri dan beristirahat sejenak di kamar hotel, MGD/GrosseTV keluar kamar dan menuju ke lobby hotel. Berdasarkan informasi dari beberapa karyawan hotel yang ditemui MGD/GrosseTV, bahwa benar bahwa tanggal 20 Maret 2021 tidak ada acara KLB. “Saya tidak tahu pak, informasinya begitu, tapi kalau acara dari Kementerian Pariwisata tetap ada, begitu juga dengan acara resepsi pernikahan,” ujar pria bertubuh langsing seraya meneruskan pekerjaannya.

 

Dibagi Menjadi Beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan Virtual

Bingung dan seribu pertanyaan bersemayam dibenak MGD/GrosseTV, ditambah lagi saat diklarifikasi kepada panitia dinyatakan bahwa tidak ada peliputan dari media. “Maaf ya bang, bahwa KLB tidak diliput oleh media manapun, baik siaran langsung maupun taping,” ujar salah satu panitia yang MGD/GrosseTV hubungi. Karena penasaran, akhirnya MGD/GrosseTV berusaha mencari informasi dari beberapa peserta yang kebetulan satu hotel, lagi-lagi tidak mendapatkan informasi yang berarti.

“Saya juga tidak tahu bang. Saya hanya dihubungi nanti ada info selanjutnya, dan dimana acara pembukaan serta bagaimana teknisnya, saya juga tidak paham,” ungkap salah satu peserta dari Sulawesi Selatan. Lantaran waktu telah tengah malam, akhirnya MGD/GrosseTV beristirahat setelah berbincang ngalor-ngidul dengan beberapa peserta. Dan keesokan harinya, saat sarapan pagi, barulah MGD/GrosseTV mendapatkan informasi bahwa lokasi pembukaan KLB IPPAT dipindahkan dari hotel Kila Senggigi, serta lokasi pemilihannya di bagi menjadi beberapa lokasi.

Semakin penasaran, lantaran belum mendapatkan informasi lokasi pembukaan acara KLB IPPAT, MGD/GrosseTV berusaha mencari-tahu ke beberapa peserta yang ada di hotel Kila, bahkan ke beberapa panitia baik Steering Committee (SC) maupun Organizing Committee (OC). “Wah, bener bang, saya tidak tahu. Saya hanya mendapat instruksi untuk stand by di hotel Kila ini, dan saya hanya tahu kalau lokasi pemilihannya dibagi menjadi beberapa tempat, kalau tidak salah dipecah menjadi 15 lokasi,” ujarnya.

Meskipun lokasi kamar hotel Kila Senggigi berupa cottage, MGD/GrosseTV tidak menyerah dan akhirnya mendapatkan informasi, bahwa lokasi pemilihan di bagi menjadi beberapa lokasi, diantaranya yaitu Hotel Sheraton, Hotel Astoria, Mataram Square, dan Kila. Namun dari beberapa sumber informasi yang berada di Kila, tidak ada yang mengetahui lokasi pembukaan acara. “Jadi, untuk pembukaan KLB IPPAT itu secara virtual bang, sedangkan pemilihannya di lakukan di TPS-TPS di beberapa hotel. Nanti para peserta akan dijemput oleh panitia dan diantar ke TPS, itu pun tidak sekaligus semua tapi diatur agar tidak terjadi kerumunan,” kata salah satu panitia OC.

Menurut informasi, bahwa pembukaan KLB akan dilangsungkan pada pukul 10 pagi, dan dilanjutkan dengan pemilihan di masing-masing TPS. Lantaran waktu telah menunjukan pukul 09.30, akhirnya MGD/GrosseTV, berusaha mendapatkan informasi lebih namun karena keterbatasan waktu, akhirnya MGD/GrosseTV menyaksikan pembukaan KLB IPPAT di salah satu peserta secara virtual. Dan, MGD/GrosseTV tidak mensia-siakan momen tersebut untuk merekam.

Pembukaan KLB yang dipimpin oleh Firlandia, SH, selaku Ketua Presidium, dan menyampaikan beberapa informasi dan klarifikasi. Diantaranya, bahwa izin pelaksanaan KLB IPPAT sebenarnya ada dan dikeluarkan oleh Gubernur NTB pada tanggal 12 Maret 2021, serta menyampaikan bahwa KLB IPPAT di Lombok mengagendakan untuk melanjutkan pemilihan Ketua Umum (Ketum) IPPAT yang belum dua putaran saat di Makassar, sehingga pemilihan yang dilakukan untuk memilih antara suara terbanyak pertama dan kedua, yaitu antara Julius Purnawan, SH, MSi dan DR. Hapendi Harahap, SH, SpN, MH.

Setelah diskor karena tidak qorum, acara KLB dilanjutkan dengan melakukan pemilihan, yaitu di beberapa TPS yang telah disediakan oleh OC. Kebetulan posisi MGD/GrosseTV berada di Kila Senggigi, dimana ada dua TPS yaitu di kamar 246 dan 252. Mengetahui kamar yang dijadikan TPS, MGD/GrosseTV pun bergegas menuju lokasi. Setiba kamar 246, benar saja, terlihat beberapa panitia OC tengah menyiapkan kertas suara dan kotak suara, serta bilik suara. Menurut salah satu panitia OC, bahwa nanti peserta akan dihubungi oleh panitia dengan dijemput satu persatu, agar tidak terjadi penumpukan atau kerumunan. “Nanti, peserta akan mengambil kertas suara setelah registrasi terlebih dahulu, kemudian masuk ke dalam untuk mencoblos dan memasukan kertas suara ke kotak suara, terakhir jari ditandai dengan tinta. Jadi, tidak sekaligus bang, dan di lokasi masing-masing TPS itu ada perwakilan dari masing-masing Calon Ketua Umum (Cakum),” terangnya.

 

Mengaku dari LSM di Lombok dan HH Terpilih sebagai Ketum PP.IPPAT

Pada saat pemilihan berlangsung di TPS-TPS yang disediakan oleh panitia, terlihat tiga pria berjalan menuju TPS yang berada di hotel Kila Senggigi. Saat itu MGD/GrosseTV tengah berjalan menuju ke TPS di kamar 252, namun saat berpapasan tengan tiga pria tersebut. Salah satunya bertanya kepada MGD/GrosseTV mengenai acara KLB IPPAT, dan lokasi acaranya seraya berjalan menuju ke TPS 246. MGD/GrosseTV pun akhirnya mengurungkan niat menuju TPS 252, dan mengikuti tiga pria tersebut.

Saat berada di TPS 246, tiga pria tersebut mencari tahu dengan bertanya kepada panitia, dan salah satunya mengambil gambar secara video. Setelah bercakap-cakap dengan beberapa panitia, dan dijelaskan bahwa tidak ada kerumunan dan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes), ketiga pria tersebut meninggalkan TPS 246 karena memang tidak ada kerumunan seperti yang disaksikan oleh ketiga pria yang mengaku dari salah satu LSM yang ada di Lombok.

Kegiatan pemilihan pun berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan berarti, bahkan terlihat beberapa peserta yang MGD/GrosseTV ketahui, diantaranya; Rustianah, SH dan DR. H. Irfan Uthen Ardiansyah, SH, LLM, SpN, serta Firdhonal, SH dan Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MH, dan beberapa rekan Notaris/PPAT lainnya dari beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Hanya beberapa jam saja, para peserta yang ada di hotel Kila Senggigi telah memberikan suaranya, dan para panitia dan saksi dari Cakum membereskan alat-alat pemilihan dan membawa kotak suara ke lokasi pembukaan KLB IPPAT, yang MGD/GrosseTV baru ketahui berlokasi di Hotel Santika, Lombok.

Berdasarkan informasi yang MGD/GrosseTV peroleh, bahwa sebelum kotak suara dibawa ke hotel Santika, dilakukan perhitungan terlebih dahulu di masing-masing TPS, hasilnya antara lain; TPS Sheraton, JP memdapat 8 suara sedangkan HH 5 suara. Astoria TPS 515, JP mendapat 0 suara dan HH 40 suara. Astoria TPS 612, JP mendapat 0 suara dan HH 37 suara. TPS Pos 10, JP mendapat 0 suara dan HH 36 suara. TPS Mataram Square, JP mendapat 0 suara dan HH 24 suara. Astoria TPS 810, JP mendapat 0 suara dan HH 43 suara. Astoria TPS 512, JP mendapat 0 suara dan HH 40 suara. Astoria TPS 712, JP mendapat 0 suara dan HH 22 suara. Kila Senggigi TPS 246, JP mendapat 4 suara dan HH 42 suara. Kila Senggigi TPS 252, JP mendapat 3 suara dan HH 23 suara.

Dari gambaran perolehan suara di masing-masing TPS, maka sudah dapat dipastikan bahwa DR. Hapendi Harahap, SH, SpN, MH, terpilih sebagai Ketum PP. IPPAT untuk periode 2021 – 2024. Dan, MGD/GrosseTV bersama-sama rombongan dari Otty Hari Chandra Ubayani, SH, SpN, MH, meluncur menuju hotel Santika, namun karena perjalanan dari Hotel Kila Senggigi ke Hotel Santika membutuhkan waktu sekitar 40 menit, maka saat tiba di lokasi acara telah selesai termasuk pelantikan Ketum Terpilih dan Pelantikan Majelis Kehormatan Pusat (MKP) IPPAT.

Lantaran, acara telah selesai, maka berdasarkan pandangan mata MGD/GrosseTV, disana terlihat para peserta mengucapkan selamat kepada Ketum PP.IPPAT terpilih, serta terlihat keguyuban, keakraban serta kebersamaan. Julius Purnawan, SH, MSi, SpN, pun masih terlihat tetap berada di lokasi, bahkan mendampingi DR. Hapendi Harahap, SH, SpN, MH, saat para peserta mengucapkan selamat dan berfoto bersama. Sebuah kelegowoan yang luar biasa di tunjukan oleh sosok pria yang disapa JP.

Usai memberikan ucapan selamat dan berfoto bersama, para peserta tanpa terkecuali mendapat undangan makan malam di sebuah rumah makan yang terkenal dengan ayam taliwangnya. Di rumah makan tersebut, MGD/GrosseTV tidak mensia-siakan waktu untuk mewawancarai beberapa narasumber secara livestreaming. Semoga Ketum PP.IPPAT terpilih untuk periode 2021 – 2024 dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan harapan anggota.

Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV

Sabtu, 06 Maret 2021

GrosseLifeStyle bersama Emilia Retno Trahutami Sushanti, SH, MKn, anggota KNIB mengulas seputar "Kebaya"


Grosse, Jakarta - GrosseLifeStyle kali ini bersama Emilia Retno Trahutami Sushanti, SH, MKn, salah satu anggota Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya (KNIB). Dimana beliau konsisten berkebaya setiap hari Selasa, bahkan menurut informasi bahwa kebaya yang dimiliki lebih banyak hasil desainnya sendiri. Oleh karena itu, dalam tayangan GrosseLifeStyle akan mengulas seputar kebaya.

"Kebaya adalah pakaian blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni. Istilah tersebut kemudian diperkenalkan ke Nusantara melalui kata serapan dari bahasa Portugis, cabaya," ungkap Notaris/Jakarta Barat diawal perbincangan.

Lebih lanjut lagi, Emilia yang menjadi anggota Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya (KNIB), mengutarakan bahwa bentuk paling awal kebaya berasal dari istana Kerajaan Majapahit yang dikenakan para permaisuri atau selir raja, sebagai sarana untuk memadukan pakaian kemben perempuan yang sudah ada."Kain pembebat dan penutup dada perempuan bangsawan, agar menjadi lebih sopan dan dapat diterima. Sebelum adanya pengaruh Islam, masyarakat Jawa pada abad ke-9 telah mengenal beberapa istilah untuk mendeskripsikan jenis pakaian, seperti kulambi (bahasa Jawa: klambi, baju), sarwul (bahasa Jawa: sruwal, celana), dan ken (kain atau kain panjang yang dililit di pinggang)," tuturnya. Namun, saat ini kebaya telah benyak berkembang mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih modis. "Perkembangan tersebut, adopsi busana yang lebih sopan dikaitkan dengan pengaruh Islam di Nusantara. Aceh, Riau, Johor, dan Sumatra Utara mengadopsi gaya kebaya Jawa sebagai sarana ekspresi status sosial dengan penguasa Jawa yang lebih alus atau halus," ujar Emilia.

Kebaya perlahan-lahan menyebar ke daerah-daerah tetangga melalui perdagangan, diplomasi, dan interaksi sosial ke Malaka, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Kesultanan Sulu, dan Mindanao. "Bahkan Kebaya Jawa seperti yang ada sekarang telah dicatat oleh Thomas Stamford Bingley Raffles pada tahun 1817, sebagai sutra, brokat dan beludru, dengan pembukaan pusat dari blus diikat oleh bros, bukan tombol dan tombol-lubang di atas batang tubuh bungkus kemben," jelas Emilia. Lebih lanjut, Emilia mengutarakan bahwa bukti fotografi paling awal tentang kebaya yang dikenal saat ini berasal dari tahun 1857 yang bergaya Jawa, Peranakan, dan Oriental. Pada kuartal terakhir abad ke-19, kebaya telah diadopsi sebagai busana yang disukai wanita di Hindia Belanda yang beriklim tropis, baik dikenakan oleh pribumi Jawa, kolonial Europa dan orang Indo, serta Tionghoa Peranakan.


"Sekitar tahun 1500-1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang dikenakan keluarga kerajaan Jawa saja. Kebaya juga menjadi pakaian yang dikenakan keluarga Kesultanan Cirebon, Kesultanan Mataram dan penerusnya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat," tukasnya. Kini, nyonya kebaya mengalami pembaharuan, dan juga terkenal di antara wanita non-Asia. Variasi kebaya yang lain juga digunakan keturunan Tionghoa Indonesia di Cirebon, Pekalongan, Semarang, Lasem, Tuban dan Surabaya. "Kebaya telah dinyatakan sebagai busana nasional Indonesia meskipun ada kritik bahwa kebaya hanya digunakan secara luas di Jawa dan Bali. Kebaya sebenarnya juga ditemukan di Sumatra, Sulawesi dan NTT dengan corak daerah. Tokoh politik seperti Kartini memakai kebaya. Dan peringatan hari Kartini dilakukan dengan menggunakan kebaya," papar Emilia.


Kebaya pada masa sekarang telah mengalami berbagai perubahan desain. Pada umumnya Kebaya sering digunakan pada pesta perayaan tertentu. Dari mulai pesta formal dengan rekan bisnis, pernikahan, perayaan acara tradisional, hingga perayaan kelulusan sekolah seperti wisuda. "Oleh karena itu, kita harus melestarikan kebudayaan Indonesia ini, dan kalau saya selalu mengenakan kebaya setiap hari Selasa," katanya mengakhiri percakapan. Semoga bermanfaat Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV

Kamis, 04 Maret 2021

Rangkaian Proses Pernikahan Putri Kedua Ketum PP.IPPAT Peride 2015 - 2018, dari pra-Nikah Hingga Tasyakur

Grosse, Jakarta - DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Ketum PP.IPPAT) Periode 2015 - 2018 dan DR. Diah Sulistyani, SH, SpN, MHum, Ketua Bidang Kaderisasi dan Kepemimpinan Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP.INI) Periode 2019 - 2021 menggelar Akad Nikah dan Resepsi Putri Kedua belum lama ini di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu 28 Februari 2021. Meskipun kondisi Indonesia masih dicekam Pandemi Co-19, namun dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes), acara tersebut berlangsung lancar dan aman. Dimana sebelumnya pada hari Jum'at 26 Februari 2021, digelar pengajian dan siraman di kediaman Almarhum Prof. DR. Muladi, SH.

Pengajian Bersama Anak Yatim pra-Nikah (Kediaman Prof. DR. Muladi, SH)

Proses Siraman pra-Nikah (Kediaman Prof. DR. Muladi, SH)

Ucapan Selamat dari Para Sahabat Notaris dan PPAT

Manjampuik Marapulai (Menjemput Calon Pengantin Pria, Pancoran)

Akad Nikah dan Resespsi Putri Kedua Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Periode 2015 - 2018. DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum


Perjalanan Tasya dan Fairuuz ke Kediaman Ayah Kandungnya (DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum) di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan


Tasyakur Pernikahan Putri Kedua Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Periode 2015 - 2018. DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum

Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV kembali mendapat kesempatan untuk melakukan peliputan pada acara Akad Nikah dan Resepsi pernikahan putri kedua dari DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum, dan DR. Diah Sulistyani, SH, SpN, MHum, yang juga merupakan cucu dari Almarhum Prod. DR. Muladi, SH, yaitu Tasya Bellinda Permatasari, SH yang digelar di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu yang lalu. Dimana sebelumnya, digelar pengajian dan siraman pra-nikah di kediaman Prof. DR. Muladi, SH, serta diadakannya syukuran di kediaman DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum, yang dihadiri oleh rekan dan sahabat dari Notaris dan PPAT, serta keluarga mempelai wanita dan keluarga mempelai pria.

Dikarenakan kondisi di Indonesia masih menghadapi Pandemi Co-19, meskipun saat ini pemerintah tengah gencar mensosialisasikan pencegahan dengan Vaksin Co-19 terhadap beberapa klaster, sehingga prokes tetap harus dipatuhi di seluruh bidang, salah satunya bidang pariwisata, dalam hal ini perhotelan, yaitu dengan membatasi jumlah pada event atau acara yang digelar.

Acara akad dan resepsi berjalan lancar tanpa menghadapi kendala berarti, sejak penjemputan calon pengantin pria (Fairuuz Nauli, SH, LLM) putra ketiga dari pasangan Drs. H. M. Syarfi Hutauruk, MM dan Dra. Delmeria Harun Sikumbang, hingga dilangsungkannya akad nikah dan dilanjutkan dengan resepsi. Hal menariknya, acara dilangsungkan dengan beberapa upacara adat dari berbagai daerah, diantaranya, saat penjemputan dikediaman calon pengantin pria, dan sebelum berangkat menuju lokasi akad dan resepsi dilangsungkan, dilangsungkan Prosesi manjampuik marapulai dari Sumatera.

Setiba di lokasi acara, calon pengantin pria diantar menuju ruang ganti pakaian, dan direncanakan acara akad nikah dan resepsi digelar di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta. Akad nikah langsung dipimpin oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tanah Abang, dan dinikahkan secara langsung oleh wali nikah (orang tua kandung), DR. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum, yang disaksikan oleh Eko Margiyono (saksi dari wanita) dan Edy Rahmayadi (saksi dari pria). Sedangkan prosesi pernikahan digelar dengan menggunakan adat Jawa dan Sunda.

Hadir pada acara tersebut, Ketum PP.INI Periode 2019 - 2021, Yualita Widyadhari, SH, MKn, dan beberapa rekan dan sahabat dari Notaris dan PPAT. Meskipun jumlah undangan dibatasi aturan yang ada, namun prokes tetap dijaga, yaitu dengan menggunakan masker, disediakan tempat mencuci tangan dan handtanitizer, serta tempat duduk disesuaikan dengan social distensing (menjaga jarak).

Usai pelaksanakan akad dan resepsi pernikahan, acara dilanjutkan dengan syukuran di kediaman DR. H. Syafran Sofyan, SH, SpN, MHum, di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Dan itupun tetap mentaati prokes yang diberlakukan, dan undangannya pun walau tidak dibatasi namun diatur dalam hal tempat duduk dan waktunya. Hadir di acara tersebut, Firdhonal, SH, DR. Hapendi Harahap, SH, MH dan beberapa rekan dan sahabat dari Notaris dan PPAT. Acara pun berlangsung dengan lancar, dan semoga Pasutri Baru menjadi keluarga yang Samawa.
Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV...

28 Pengwil Tulus Gelar "KLB" Demi Selesaikan Kemelut di Tubuh IPPAT

Grosse, Jakarta - Sekitar 28 Pengurus Wilayah (Pengwil) Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) dari 33 Pengwil seluruh Indonesia, menyatakan sikap bahwa hanya punya niat yang tulus dalam penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB), yaitu demi untuk menyelesaikan kemelut di tubuh IPPAT dan demi kepentingan bersama bagi seluruh anggota IPPAT. Hal tersebut seperti yang dituangkan dalam sebuah surat yang telah beredar, informasi ini Majalah Grosse Digital (MGD) dapatkan dari sumber yang tidak dapat disebutkan identitasnya. Berikut ini, isi dari surat tersebut, yaitu sebagai berikut;


Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua..

*Rekan2 Ketua Pengwil seluruh Indonesia yang masih sayang sama Perkumpulan IPPAT kita tercinta. Niat kita tulus hanya satu utk mengakhiri kemelut di tubuh IPPAT demi utk kepentingan bersama seluruh anggota IPPAT. Jadi kalau ada yang mencoba mengacaukan dan menghalangi niat baik kita dalam melaksanakan KLB di NTB berarti mereka melawan kita semua Ketua2 Pengwil (keculai yang tidak setuju dengan KLB).   *


Oleh karena itu kita wajib membela diri, juga membela sesama Rekan Kita yaitu Rekan dari Pengwil DKI dan Rekan dari Pengwil Jabar yg dilakukan gugatan  oleh Pihak yg tidak bertanggung jawab di saat menjalankan tugas sbg Pelaksana Tugas Harian PP IPPAT untuk kepentingan orang banyak

*Bahwa Adanya Pelaksana Tugas Harian PP IPPAT adalah hasil musyawarah Rapat antar Para Ketua2 Pengwil  dan telah disetujui oleh mayoritas Para Ketua Pengwil (lebih dari 50%) untuk menunjuk Rekan Ketua Pengwil DKI sebagai Koordinator dan Rekan Ketua Pengwil Jabar sebagai Sekretaris *.

Mari kita bersatu membela kebenaran dan mendukung penuh pelaksanaan KLB serta bersama melawan penghalang pelaksanaan KLB.

Sebagai tanda kekompakan mari kita Rapatkan Barisan dengan Menyatukan Langkah dengan mengisi list dukungan  “MENUJU IPPAT DAMAI “ untuk semua yg menghalangi Tujuan Kita di depan :

1. Pengwil Banten

2. Pengwil Sumsel

3. Pengwil DKI

4. Pengwil Sulawesi Tnggara

5. Pengwil Jawa Barat

6. Pengwil Maluku.

7. Pengwil Kalteng.

8. Pengwil Jateng.

9. Pengwil Sumbar

10. Pengwil NTT

11. Pengwil Jambi

12. Pengwil Bengkulu

13. Pengwil NTB

14. Pengwil Papua Barat

15. Pengwil Kepri

16. Pengwil Sulut

17. Pengwil Sulteng 

18. Pengwil Lampung

19. Pengwil Gorontalo

20. Pengwil  Babel

21. Pengwil Aceh

22. Pengwil DIY

23. Pengwil Kalbar

24. Pengwil Riau

25. Pengwil Maluku Utara

26. Pengwil Kalsel 

27. Pengwil Sumut

28. Pengwil Kaltim

Lanjutkan

Mohon diteruskan, terima kasih🙏

*Salam Sehat dan semangat Selalu *

Semoga bermanfaat...

Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV