Minggu, 16 April 2023

Pengajian, Santunan dan Buka Puasa Bersama Notaris/PPAT Jakarta Bersama NMI Korwil DKI Jakarta

Grosse, Jakarta - Notaris Muslim Indonesia (NMI) Koordinasi Wilayah (Korwil) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bersama-sama Notaris dan PPAT se-Jakarta, menggelar pengajian, santunan dan buka puasa bersama di Masjid Daarut Tauhiid, Jakarta, pada hari Sabtu, 15 April 2023, dengan menyuguhkan penceramah Ustadz DR. Alimuddin. Hadir pada acara tersebut Ketua Umum NMI, Herry Sosiawan, SH, SpN, dan Ketua Korwil Jakarta NMI, Zulkifli Harahap, SH, SpN, selain itu hadir pula beberapa anak yatim dari yayasan dan panti asuhan yang berada di sekitar Jakarta.

NMI Korwil Jakarta bersama Notaris/PPAT se-Jakarta Gelar Pengajian, Santunan dan Buka Puasa Bersama di
Masjid Daarut Tauhiid, Jakarta, Sabtu 15 April 2023.

Masjid Daarut Tauhiid yang terletak di kawasan selatan Jakarta, setiap harinya tak pernah luput menyediakan takjil untuk berbuka puasa bagi masyarakat sekitar maupun pendatang. Takjil-takjil tersebut ada yang mengirim dari warga sekitar, ada pula yang datang dari luar dan pihak pengurus masjid sendiri juga menyediakan takjil untuk berbuka puasa. Tak mengherankan jika suasana masjid terlihat ramai ketika menjelang adzan Maghrib, menurut salah salah satu pengurus, menyampaikan bahwa hal tersebut sudah menjadi kegiatan rutin tiap tahunnya. "Kalau tidak salah hari ini, di masjid ini akan ada acara pengajian dan buka puasa bersama, dari Notaris dan PPAT," ungkap pria berkaos biru sambil menunjuk ke salah satu ruangan.

Hal tersebut sesuai dengan informasi yang Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV peroleh, bahwa pada hari Sabtu 15 April 2023 akan diselenggarakan pengajian, santunan dan buka puasa bersama yang diadakan oleh Notaris Muslim Indonesia (NMI) Korwil DKI Jakarta bersama-sama dengan Notaris dan PPAT se-Jakarta. Saat tiba di lokasi acara, suasana masjid masih terbilang agak sepi, namun hanya ada beberapa petugas masjid yang tengah berbersih-bersih, serta beberapa orang yang keluar masuk masjid guna menunaikan ibadah Shalat Dhuhur. Ketika MGD/GrosseTV menuju ruangan yang berada di lantai dasar, terlihat jajaran kursi terbungkus kain putih tertata rapih dan tepat didepannya terpampang backdrop bertuliskan tema kegiatan, yaitu "Mempertahankan dan Meningkatkan Kwalitas Ibadah Pasca Ramadhan, Khususnya Shalat Fardhu Lima Waktu".







Usai mempersiapkan peralatan untuk peliputan, MGD/GrosseTV melangkah ke lantai atas guna menunaikan ibadah shalat Dhuhur. Menurut informasi dari salah satu panitia, bahwa acara akan dimulai pada pukul 13.00 WIB/bada' Dhuhur, "Acaranya nanti diawali dengan pengajian bagi anggota NMI dan Notaris/PPAT Jakarta, baru selanjutnya santunan dan buka puasa bersama," tukas Dewi Kusumawati, SH, SpN kepada MGD/GrosseTV. Tak beberapa lama ustadz DR. Ali Nurdin tiba dan disambut oleh beberapa panitia, sesaat sebelum acara dimulai terjadi diskusi ringan seputar hal-hal yang terkait dengan pekerjaan Notaris/PPAT dari sudut pandang islam.

Kemudian shohibul bait, menyampaikan bahwa acara akan segera dimulai dengan membaca basmalah dan kemudian dilanjutkan dengan tausyiah dari ustadz DR. Ali Nurdin, tema yang disampaikan mengenai bagaimana mempertahankan kualitas pasca ramadhan, khususnya shalat lima waktu. Dalam penyampaian tausyiahnya, materi yang disampaikan sangat lugas dan mudah dipahami, tak pelak saja para jama'ah pun tak sedikit yang mengajukan pertanyaan. Setiap pertanyaan yang dilontarkan, dijelaskan dengan gamblang dan lugas tentunya dengan dasar hukum dari Al Qur'an dan Hadits. Tausyiah tersebut berlangsung hingga menjelang waktu shalat Ashar, dan usai menunaikan ibadah shalat Ashar, acara dilanjutkan dengan sedikit permainan berupa kuis bagi anak-anak yatim.








Namun sebelum permaianan kuis yang dipandu oleh Iriene Yulia, SH, SpN, dan Shinta Dewi, SH, SpN, acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Korwil DKI Jakarta NMI, Zulkifli Harahap, SH, SpN, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an dengan saritilawah, Hj. Ofiyati Sobriyah, SH, SpN. Ketika permainan kuis berlangsung, ada hal yang menarik, dimana ada anak yatim yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak membacakan surah Ar Rahman secara hafalan, tak pelak saja membuat para jama'ah turut hanyut mengikuti alunan ayat-ayat tersebut. Tak hanya itu saja, setiap pertanyaan yang diajukan oleh panitia, semuanya dapat dijawab dengan mudah oleh para anak yatim, dan tentu saja panitia telah menyiapkan hadiah doorprice bagi anak yatim yang berani untuk tampil dan menjawab pertanyaan.

Sekitar 5 menit menjelang adzan maghrib, shohibul bait membacakan do'a penutup dan sekaligus do'a buka puasa, kemudian acara dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan shalat Maghrib berjama'ah. Usai menunaikan ibadah shalat Maghrib dan makan malam, namun sebelumnya acara dilanjutkan dengan penyerahan santunan secara simbolik kepada perwakilan dari yayasan dan panti asuhan. Santunan simbolik tersebut diserahkan oleh shohibul bait dan DR. A. Partomuan Pohan, SH, SpN, LLM. Namun disela-sela berlangsungnya acara, Ketua Umum NMI, Herry Sosiawan, SH, SpN, menyerahkan penghargaan berupa plakat kepada DR. A. Partomuan Pohan, SH, SpN, LLM. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahanan santunan kepada anak-anak yatim dan dhu'afa, acara tersebut berlangsung dengan sederhana namun memberikan makna yang mendalam bagi para anak yatim dan dhu'afa.









Usai menyerahkan santunan, acara dilanjutkan dengan foto bersama dan diteruskan dengan buka puasa bersama. Semoga berbagi kasih dan sedikit rejeki dari para Notaris/PPAT Jakarta dan Korwil NMI DKI Jakarta, dapat terus dapat dilangsungkan setiap tahunnya, sehingga sedikit banyaknya dapat menoreh senyuman di wajah para anak yatim dan dhu'afa yang ada di kawasan DKI Jakarta. Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV.

Flexing Notaris/PPAT Masuk Katagori Pelanggaran Kode Etik?

Oleh : Prof. DR. H. Widhi Handoko, SH, SpN
Akademisi dan Praktisi Hukum

Adanya fenomena bagi Notaris PPAT sebagai pejabat publik yang sering pamer kekayaan atau flexing di dunia media sosial, akibat kebiasaan orang memandang kesuksesan seseorang menjadi nilai utama kehidupan. Bahkan Notaris PPAT nyata-nyata pamer saat tanda tangan akta, pesta beserta staf-stafnya, pamer kendaraan mobil, motor sport, rumah atau kantor mewah dll, dalam bentuk flexing.

        Suka Pamer Pekerjaan dan Kekayaan di Media Sosial bagi Notaris PPAT sangat janggal dan ironis, sebab Notaris PPAT itu pejabat dengan label “officium nobele” (dibatasi kode etik sebagai pejabat yang berharakat, bermartabat, dan terhormat).
        Munculnya fenomena pamer kekayaan atau kemewahan ini memang menjadi pembicaraan banyak orang di kalangan Notaris PPAT. Rupanya yang suka pamer tidak hanya selebritas, bahkan ada seorang yang baru terkenal karena bisa beli mobil baru atau motor mewah juga kantor dari kalangan Notaris PPAT ternyata suka pamer. Yang heran lagi ALB atau Notaris PPAT baru saja diangkat tetapi langsung eksen dengan berbagai flexing di medsos. 
     Pertanyaan bagi Notaris PPAT apakah tertib bayar iuran anggota dan pajak penghasilan dan menimbulkan kecemburuan sosial bagi pejabat birokrasi..? Apakah hal itu justru tidak membahayakan dari incaran kejahatan..?
        Akibat memamerkan kekayaan dan lain-lain tsb, pencitraan terhadap jabatan Notaris PPAT justru buruk, sering birokrasi pemerintah cemburu karena dianggapnya Notaris PPAT kaya-kaya karena pekerjaannya. Sering orang salah tafsir terhadap harta dan jabatan Notaris PPAT. Sehingga tidak sekedar pejabat birokrasi yang iri, bahkan ALB tidak sedikit yang terobsesi para seniornya “pingin cepet kaya” naik mobil mewah dll dengan cara singkat dan praktis (potong kompas). Tidak sedikit yang akhirnya terjerat kasus dan kerjasama dengan freelance, bahkan banyak yang tertuduh bekerjasama dengan kejahatan termasuk kejahatan mafia tanah.
     Jadi apa sebenarnya fenomena pamer kekayaan dll (flexing) bagi Notaris PPAT…? Mengapa fenomena flexing dan sejenisnya (justifikasi) serta fitnah, bully dan sejenisnya terhadap rekan sesama Notaris PPAT, mengapa terjadi dan dibiarkan…?
        Bukannya yang demikian itu telah nyata melanggar kode etik. (Officium Nobele) jabatan. Dan cukup mudah pembuktian atas hal tersebut. Bukannya UU No.14 Tahun 2008 tentang informasi elektronik telah mengatur alat bukti dokumen elektronik sesuai Pasal 1 ayat (4) UUITE. Dokumen tersebut mestinya dapat untuk menindak pelanggaran kode etik jabatan Notaris PPAT. Ketidak mampuan organisasi menindak anggotanya yang flexing disebabkan ketidak berdayakan (ketidak mampuan) atau pembiaran. Ini yang perlu dipertanyakan lebih lanjut.
      Beberapa hal saya kutib dari analisa seorang psikolog tentang sebab-sebab orang melakukan flexing, tidak terkecuali si Notaris PPAT yang flexing. Sekedar mengingatkan bagi yang suka flexing, bahwa berdasarkan penilaian psikolog ada beberapa hal penyebabnya yaitu:

  1. 1. Rasa Insecurity
Notaris PPAT yang suka pamer kekayaan memiliki rasa ingin diketahui kesuksesannya oleh orang lain, khususnya oleh sesama rekan Notaris PPAT. Psikolog memberi pendapat bahwa tidak ada yang salah dengan sukses, kemudian dipamerkan kepada banyak orang. 
Namun jika dilakukan terus menerus tentu tidak menjadi baik. Alasan pertama orang pamer kekayaan adalah insecurity. Orang-orang yang pamer kemewahan ini berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak kurang dan tidak buruk. Tujuannya tentu agar dirinya merasa baik tentang diri sendiri. 
Dalam agama disebut “riak” bahkan ada yang sampai katagori “takabur” hati-hati dapat mengundang orang pajak memeriksa jika diketahui laporan pajaknya nihil tapi pamer kekayaan.
  1. 2. Berusaha diterima di lingkungan 
Lingkungan di kalangan Notaris PPAT memang memiliki faktor pengaruh besar terhadap kehidupan, salah satunya sifat seseorang (si Notaris PPAT) khususnya OKB (orang kaya baru) atau MJB (memangku jabatan baru). 
Biasanya orang yang ingin dirinya diterima di lingkungan yang ia inginkan, akan berusaha mengikuti lingkungan tersebut. Mungkin dulunya hanya sebagai staf dan sekarang menjadi pejabat. Atau mungkin dulunya naik motor dan sekarang naik mobil. Mungkin dulunya masih sewa kantor dan saat ini memiliki kantor sendiri (walau  masih kredit). 
Memang semua itu tidak masalah atau sebenarnya hal itu positif, sebab si Notaris PPAT tsb ada kemajuan dalam kehidupan dan itu bagus (dia berprestasi). Yang menjadi masalah sebenarnya ketika mereka flexing dan mengundang pemeriksaan pajak atau bahkan dapat mengundang kejahatan (incaran kejahatan).
Mereka berusaha menjangkau lingkungan elit dengan cara memperlihatkan kekayaannya sehingga cenderung ingin di pandang berkelas oleh banyak orang. Hal mana tidak akan menjadi masalah jika semua yang didapat merupakan barang halal dengan cara yang halal, serta merupakan rezeki halal dan dibayarlah pendapatan tsb pajak penghasilannya sesuai aturan perundang-undangan di Indonesia. 
  1. 3. Meningkatkan Image atau Citra
Alasan yang satu ini seperti yang banyak orang bicarakan. Ketika seseorang Notaris PPAT ingin membangun image yang baik atau agar orang memiliki penilaian terhadapnya bahwa dirinya kaya, maka yang ia lakukan adalah cenderung memamerkan kekayaan. Sekaligus mungkin untuk meyakinkan orang menggunakan jasanya sbg Notaris PPAT yang layak dipakai jasanya.
Alasan ini erat hubunganya dengan hidup selalu dengan penilaian orang lain, apalagi jika yang menilai itu sesama rekan Notaris PPAT atau bahkan orang yang ada perhatian khusus. Tapi nyatanya banyak orang tidak bisa menjadi diri sendiri dan menangan egois, sombong dan takabur. Bahkan sering dengan ucapan merendah tetapi sesungguhnya hanya untuk pamer. 
Bahkan ada beberapa dari Notaris PPAT  yang menjadi dosen suka flexing gelar pendidikan dan pamer mengajar, menguji skripsi atau tesis dll. Kenyataan memang memiliki pendidikan mentereng (Doktor) dan suka merendah, tetapi sesungguhnya dari cara bermedsos dan tulisannya “tidak layak” bahkan tidak memiliki kemampuan ilmu yang memadai. Jangankan dengan pamer sebagai dosen dengan gelar doktornya, sesungguhnya pada level MKn saja orang tersebut tidak layak. 
Sebaiknya kita melatih mental kita agar lebih sehat mental (psikolog menilai ciri orang yang tidak sehat mental atau akal yaitu salah satunya ingin menonjolkan diri terhadap orang lain di luar nalar sehat).

          Menurut psikolog bahwa orang yang ingin menonjolkan diri secara terus menerus dan bahkan diikuti pamer kekayaan terus menerus memiliki dampak negatif. Salah satunya menimbulkan perasaan insecure bagi orang yang melihatnya, lebih parahnya lagi bisa berujung kepada kriminal seperti mencuri, berbohong dan menipu atau ngemplang utang tidak bayar dll. Untuk dampak positif hanya datang pada orang-orang yang memiliki pikiran baik, seperti termotivasi dengan kesuksesan orang lain. 

        Saran saya, Notaris PPAT lebih berhati hati dalam bermedsos dan flexing. Sepanjang positif tidak masalah “penilian tetap kembali kepada ybs”. Semoga tulisan ini bermanfaat. Semua kembali pada pemikiran positif thinking rekan-rekan Notaris PPAT.

Jumat, 14 April 2023

765 Kades dan Lurah Perebutkan Gelar "NL.P" dalam Paralegal Justice Award

Grosse, Jakarta - Pendaftaran ajang bergengsi tingkat nasional pertama bagi Kepala Desa dan Lurah bertajuk “Paralegal Justice Awards 2023” resmi ditutup, Rabu (12/4). Dibuka sejak awal Februari yang lalu, total pendaftar yang masuk berjumlah 765 (tujuh ratus enam puluh lima) orang. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan HAM RI dan Mahkamah Agung RI selaku inisiator. Animo yang tinggi ini harus dimaknai bahwa ke depannya aparatur di tingkat desa semakin menyadari peran pentingnya sebagai hakim perdamaian atau juru damai di desa atau kelurahan.

Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Widodo Ekatjahjana

Kepala BPHN Kementerian Hukum dan HAM RI Widodo Ekatjahjana mengatakan, partisipasi Kepala Desa dan Lurah dalam ajang Paralegal Justice Award, secara jumlah melebihi ekspektasi. Atensi tersebut patut diapresiasi mengingat BPHN dan Mahkamah Agung RI berupaya agar peran Kepala Desa dan Lurah sebagai hakim perdamaian atau juru damai desa (Non Litigation Peacemaker) semakin eksis dan dirasakan manfaatnya oleh warga desa. Sehingga ke depannya, penyelesaian permasalahan hukum yang secara ketentuan peraturan perundang-undangan dimungkinkan diselesaikan di luar pengadilan (non litigasi) akan semakin lazim dilakukan di kalangan warga setempat.

“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Kepala Desa dan Lurah yang telah mendaftar dalam ajang Paralegal Justice Award 2023. Saat ditutup per tanggal 12 April 2023, tercatat sebanyak 765 pendaftar, dengan rincian Kepala Desa (515 pendaftar) dan Lurah (250 pendaftar),” kata Widodo, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/4) di Jakarta.

Widodo menegaskan, ajang Paralegal Justice Award 2023 bukan sekadar ajang seremoni atau ajang ‘cari panggung’ bagi Kepala Desa dan Lurah. Sebaliknya, event yang rencananya bakal digelar rutin ini sekaligus cara bagi BPHN dan Mahkamah Agung melahirkan sosok panutan di tataran perangkat desa karena pada salah satu rangkaian acara dilakukan semacam bootcamp ‘Paralegal Academy’ bagi Kepala Desa dan Lurah yang lolos tahap audisi untuk belajar dasar-dasar keilmuan dan praktik yang menunjang perannya sebagai hakim perdamaian desa.

Di samping itu, Widodo tidak lupa memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada Kepala Daerah mulai dari Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mendukung ajang Paralegal Justice Awards dengan mengirimkan serta mengizinkan Kepala Desa dan Lurah untuk berpartisipasi. Pasalnya, tanpa dukungan dari stakeholders termasuk dari Kementerian Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), upaya BPHN dan Mahkamah Agung RI membumikan peran Kepala Desa dan Lurah sebagai Non Litigation Peacemaker akan sulit direalisasikan. Mesti dicatat, dengan memastikan perdamaian dan keamanan di desa, sama dengan menjaga keutuhan NKRI.

“Kepala Desa dan Lurah pendaftar Paralegal Justice Awards 2023 datang dari berbagai Provinsi di Indonesia. Tiga Provinsi pendaftar tertinggi, secara berturut-turut yakni Provinsi Jawa Timur, Bali, dan DKI Jakarta,” sebut Widodo.

 

Berhak Menyandang Gelar “N.LP”

Kepala Desa dan Lurah terbaik berhak mendapatkan gelar non akademik “NL.P” yang merupakan akronim dari Non Litigation Peacemaker. Titel tersebut dicantumkan di belakang nama para Kades dan Lurah pemenang dalam ajang ini.  Setidaknya ada tiga tahapan penilaian yang harus dilalui Kades dan Lurah dalam ajang Paralegal Justice Award 2023.

Pertama, tahap seleksi berkas atau administrasi. Kedua, penyelenggaran pendidikan dan pelatihan selama tiga hari dengan Sembilan materi ajar seputar hukum dasar dan teknis implementatif sebagai modal penting para Kades dan Lurah dalam menjalankan perannya sebagai juru damai di desa. Tahap ini diawali dengan pre-test untuk mengukur seberapa jauh pemahaman Kades dan Lurah akan substansi hukum dan regulasi teknis. Materi diklat akan diberikan langsung oleh BPHN dan Mahkamah Agung. Setelah itu, akan dilakukan post-test untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan diklat yang diberikan.

Tahap terakhir, yakni tes kepatutan dan kelayakan berupa wawancara yang salah satunya akan dilakukan oleh para Hakim Agung pada Mahkamah Agung dan akademisi untuk mengukur seberapa layak Kades dan Lurah menyandang titel “NL.P” di belakang namanya. Pengalaman Kades dan Lurah ketika berperan sebagai juru damai akan diuji dan dinilai para panelis. Bila tiga tahapan telah dilalui, para Kades dan Lurah terbaik dalam ajang ini berhak mendapatkan gelar tersebut.

“Ini kesempatan bagi Kades dan Lurah untuk menunjukkan karya terbaiknya sebagai hakim perdamaian atau juru damai di desa. Menteri Hukum dan HAM RI pada akhir rangkaian Paralegal Justice Award 2023 memberikan gelar non akademik “NL.P” bagi Kades dan Lurah berprestasi dalam menyelesaikan masalah hukum yang tidak perlu masuk pengadilan,” kata Widodo, sekira awal Maret lalu.

Kamis, 13 April 2023

Kemeriahan dan Keceriaan Riuhkan Suasana Santunan Anak Yatim di Pengda Kota Tangsel INI dan IPPAT

Grosse, Tangerang - Gemuruh suara sorak sorai dari anak-anak yang berada di dalam ballroom Menara TopFood, Tangerang, Banten, ditambah lagi suara alunan musik mengiringi penyanyi membawakan lagu religi (nuansa islamiah). Menurut salah seorang staff di Menara TopFood, bahwa ada kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah (Pengda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Ikatan Notaris Indonesia (INI) bersama dengan Pengda Kota Tangsel Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT). Hal senada pun disampaikan oleh Afriwandi, SH, MKn selaku Ketua Panitia Pelaksana yang menyampaikan bahwa hari ini, Kamis 13 April 2023, Pengda Kota Tangsel INI dan IPPAT menggelar santunan terhadap sekitar 110 anak yatim dari beberapa panti asuhan dan yayasan anak yatim di kawasan Kota Tangsel.

Foto bersama antara jajaran panitia, Pengda Kota Tangsel INI dan IPPAT dengan anak-anak yatim dan dhu'afa yang berada di kawasan Kota Tangerang Selatan, Menara TopFood, Tangerang, Banten, Kamis 13 April 2023.

Majalah Grosse Digital (MGD)/GrosseTV mendapat kesempatan untuk melakukan peliputan di kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah (Pengda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Pengda Kota Tangsel Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), dimana kegiatan tersebut digelar di Menara TopFood, Tangerang, Banten pada hari Kamis 13 April 2023. Menurut salah satu panitia, bahwa kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada pukul 15.30 WIB, usai shalat Ashar. "Jadi anak-anak yatim yang sudah hadir itu shalat dahulu di lantai B1, setelah itu baru mereka kembali ke ruangan," tukas salah satu panitia sambil menyiapkan daftar hadir peserta.

Benar saja, saat MGD/GrosseTV memasuki ruangan ballroom, terdapat kumpulan anak-anak dengan seragamnya masing-masing, mereka itu adalah anak-anak yatim dari Rumah Asuh Yatim dan Dhu'afa Al Jannah, Pamulang, Tangerang Selatan. Yayasan Sahabat Yatim Rawa Mekar Jaya, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan dan Yayasan Yatim dan Dhu'afa Bait Al Qur'an Mulia, Tangerang Selatan, serta dari Yayasan Yatim Darussalam An Nur, Tangerang Selatan. "Jadi jumlah anak yatim dan dhu'afa yang akan disantuni oleh Pengda Kota Tangsel INI dan IPPAT itu sekitar 110 orang," tukas Afriwandi, SH, MKn kepada MGD/GrosseTV.






Tak beberapa lama kemudian, Linda Eviyanti, SH, MKn dan Claudia, SH, MKn selaku Pembawa Acara (Master of Ceremony) menyampaikan kepada para peserta untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan panitia, dikarenakan acara akan segera di mulai. Acarapun dibuka dengan menyampaikan susunan acara sekaligus menyapa para tamu undangan, diantaranya; Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) Banten Ikatan Notaris Indonesia (INI), Rustianah Dwi Korawan, SH, MKn. Ketua Pengwil Banten Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), Periasman Effendi, SH, SpN, MH. Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) INI, Diah Sukma Permata Riani, SH, MKn. Ketua Pengda Kota Tangsel IPPAT, Rifqi Baisa, SH, MKn. Jajaran Majelis Pengawas Daerah (MPD) Kota Tangsel INI dan Jajaran Dewan Kehormatan Daerah (DKD) Kota Tangsel INI.

Kemudian acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an yang disampaikan oleh Anizar, SH, MKn selaku Tilawah dan Hj. Marce Krisna Moerni, SH, SpN, MH selaku Saritilawah yang membacakan Surah Al Baqarah Ayat 183 - 185. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari anak-anak yatim dari Yayasan Yatim Darussalam An Nur dengan dipandu oleh Ustadz Abi Dirman, dengan menampilkan lagu-lagu religi dan permainan hadroh. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa sambutan, diantaranya; sambutan dari Ketua Pengwil Banten INI, Rustianah Dwi Korawan, SH, MKn. Lalu, diteruskan dengan sambutan dari Ketua Pengda Kota Tangsel INI, Diah Sukma Permata Riani, SH, MKn bersama Ketua Pengda Kota Tangsel IPPAT, Rifqi Baisa, SH, MKn, kemudian diteruskan dengan tausyiah yang disampaikan dengan ustadz Irwansyah.






Saat penyampaian tausyiah diselingi dengan pertanyaan yang ditujukan kepada anak-anak yatim, dimana bagi anak yatim yang dapat menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diajukan, panitia memberikan hadiah doorprice. Tak pelak saja, antusias dari para anak-anak yatim sangat besar, bahkan mereka tanpa ragu untuk mengangkat tangan guna menjawab pertanyaan yang diajukan. Sorak soraipun terdengar memenuhi ruangan ballroom, hal tersebut dikarenakan sebagian besar anak yatim ingin menjawab pertanyaan.

Usai penyampaian tausyiah, acara dilanjutkan dengan permainan dengan memberikan hadiah doorprice bagi anak yatim yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panitian, dan menurut salah satu panitia bahwa hadiah doorprice merupakan partisipasi dari anggota Notaris dan PPAT yang ada di daerah Kota Tangerang Selatan. "Selain itu, banyak anggota yang juga menyiapkan bingkisan dan amplop untuk diberikan kepada anak-anak yatim yang hadir," ujar salah satu panitia seraya menempatkan beberapa bodyback sebagai hadiah doorprice, bahkan anak-anak yatim yang tidak dapat menjawab pun mendapatkan hadiah tersebut.







Tak beberapa lama kemudian, terdengar kumandang adzan Maghrib, sontak saja para peserta yang hadir dan anak-anak yatim dan dhu'afa pun segera membatalkan puasa (berbuka puasa bersama). Para anak yatim langsung menyerbu etalase tempat penyimpanan es cream, disaat panitia menyampaikan bahwa ada es cream yang dapat dinikmati. Akibatnya, panitia sedikit kualahan mendapati serbuan anak-anak yang ingin mendapatkan es cream, namun akhirnya panitia dapat mengatur sehingga semua anak-anak yatim kebagian. Selain itu, panitia juga menyediakan aneka macam hidangan makanan dan minuman, bagi para peserta.







Setelah berbuka puasa bersama dan shalat Maghrib berjama'ah, acara pun dilanjutkan dengan penampilan dari group penyanyi religi Yayasan Darussalam An Nur, bahkan anggota Notaris dan PPAT Kota Tangsel pun tak mau ketinggalan untuk menyumbangkan suaranya dalam membawakan beberapa lagu religi. Dan, sebagai acara puncaknya, yaitu penyerahan secara simbolik kepada perwakilan dari masing-masing yayasan dan panti asuhan anak yatim, serta penyerahan amplop kepada seluruh anak-anak yatim dari para anggota Notaris dan PPAT Kota Tangerang Selatan. Semoga apa yang diberikan rekan-rekan Notaris PPAT Kota Tangsel dan diterima oleh anak-anak yatim, sedikit banyaknya dapat menoreh senyum di wajah para anak-anak yatim. Salam kompak dan sukses selalu dari MGD dan GrosseTV.