Sabtu, 05 Juni 2021

Israel dan Palestina

 

DR. Agus Surachman, SH, Sp1

Bung Karno, pada tahun 1962 pernah berkata, sebelum Palestina Merdeka, Indonesia akan tetap menentang Israel.Bahkan Bung Karno dengan lantang dan sangat keras mengajak seluruh negara dunia untuk mendukung lepasnya Palestina dari penjajahan Israel. Bung karno menggaungkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terlepas dari sokongan yang diberikan pemerintah dan rakyat Palestina terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan setahun sebelum Indonesia merdeka pada tanggal 16 september 1944 bukti besar Palestina syekh Muhammad Amin al-huseini, memberikan dukungan secara terbuka bagi kemerdekaan Indonesia.

Setelah merdeka Ketika Indonesia membutuhkan pengakuan sebagai negeri yang berdaulat lagi-lagi rakyat Palestina bergerak mendorong Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia. Pengakuan kedaulatan dari Mesir dan Palestina tahun 1947 itu merupakan buah diplomasi Agus Salim melalui jaringan Ikhwanul Muslimin yang berbasis di Palestina.

Indonesia dibawah Presiden Soekarno juga mendukung rakyat Palestina dari penjajahan Israel, Indonesia tidak pernah mau mengakui Israel yang diproklamasirkan oleh David Ben-Gurion pada 14 Mei 1948 karna merampas tanah rakyat Palestina. Dukungan terhadap Palestina Bung Karno ditunjukkan pada acara Konferensi Asia Afrika pada tahun 1953, Indonesia dan Pakistan menolak keras diundangnya Israel dalam Konferensi tersebut. Israel yang didirikan atas bantuan Inggris dinilai bentuk nyata Kolonialisme baru yang mengancam perdamaian dunia. Sebaliknya saat Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 Soekarno mengundang Palestina walaupun saat itu Palestina belum diakui menjadi negeri merdeka. Bukti besar Palestina Syek Muhammad amin Al-Huseini dating dan mewakili kepentingan rakyat Palestina.

Mencermati keganasan agresi Israel pada penduduk Palestima yang tidak berdaya, dengan banyaknya jatuh korban wanita dan anak-anak. Mengingatkan kepada kita ,  sebuah kisah yang sering diceritakan  yaitu kisah tentang  David dan Goliath. Ini merupakan sebuah kisah kepahlawanan David ( nabi Daud ) melawan Goliath yang sangat ganas dan kejam, yaitu menggambarkan perkelahian yang tidak seimbang dimana David hanyalah seorang pengembalan Domba sedangkan Goliat adalah tentara yang sudah berpengalan dan mempunyai persenjataan perang yang sangat lengkap. Cocoklah kiranya contoh ini diterapkan terhadap Israel yang sangat powerfull dengan segala perlengkapan perang yang mutakhir dengan Palestina yang yang punya peralatan perang seadanya, hanya berbekal semangat dan percaya akan adanya pertolongan Tuhan. Tetapi Israel tak pernah benar-benar bisa menaklukan Palestina, bahkan terlihat “keteteran” dan selalu minta bantuan Amerika untuk mengalahkan Palestina.

Trump bersama dengan Benyamin Netanyahu pada 8 Januari 2020 lalu telah mengumumkan perjanjian damai Israel – Palestina yang dinamai ‘Deal of Century’. Perjanjian ini patut dipertanyakan karena tidak mengikutsertakan Palestina di dalam perumusannya, sebagai pihak terkait. Sehingga keabsahan maupun masa depan perjanjian ini cukup disangsikan. Tidak hanya Palestina yang meradang, sejumlah negara Timur Tengah ikut berang dengan perjanjian sepihak ini. Investasi senilai 50 miliar dolar AS untuk wilayah Palestina dan sekitarnya dinilai sepadan dengan konsekuensi yang ditawarkan menurut AS dan Israel. Bagi Palestina, menerima perjanjian ini sama saja dengan menggadaikan kedaulatan Palestina, bahkan hanya membuat Palestina menjadi tahanan abadi Israel

Keadaan ini diperburuk dengan keluarnya perjanjian ‘Deal of Century’ secara sepihak dari AS dan Israel untuk Palestina. Melalui perjanjian ini, Palestina dilemahkan dari berbagai sektor strategis. Dari sisi militer misalnya, melalui perjanjian ini Palestina dilarang untuk memiliki militer, demikian pula persenjataan. Palestina hanya diperbolehkan memiliki pasukan keamanan yang ditujukan untuk mengawasi segala kemungkinan terorisme yang bisa muncul, yang menurut asumsi Israel, dapat membahayakan Israel. Melalui perjanjian ini, bidang keamanan perbatasan Palestina sepenuhnya menjadi tanggung jawab Israel. Dalam bahasa lain, kita bisa pahami ini bentuk aneksasi Israel terhadap Palestina, sebab Palestina tidak memiliki kekuatan untuk menjaga tanahnya sendiri.

Perjanjian ini ditolak Palestina dan tidak dapat dilaksanan, Agresi  Israel ke Palestina seperti tidak pernah akan berakhir sampai hari kiamat  , seperti  apa yang dikatakan dalam Al kitab : “ tidak akan datang hari kiamat sampai kaum muslim memerangi kaum Yahudi sehingga mereka bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata , ‘,  Hai muslim, hai hamba Allah, dibelakngku ada Yahudi, kemarilah dan bunuhlah ia !, kecuali pohon pohon ghargad, kaena sesungguhnya pohon ini adalah pohon Yahudi ‘.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar